Budaya sekolah adalah kualitas sekolah di kehidupan sekolah yang tumbuh dan berkembang berdasarkan spirit dan nilai-nilai tertentu yang dianut sekolah (Dikmneum:2002:14). Lebih lanjut dikatakan bahwa budaya sekolah adalah keseluruhan latar fisik, lingkungan, suasana, rasa, sifat, dan iklim sekolah yang secara produktif mampu memberikan pengalaman baik bagi bertumbuh kembangnya kecerdasan, keterampilan, dan aktifitas siswa.
Budaya sekolah dapat ditampilkan dalam bentuk hubungan kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya bekerja, kedisiplinan, rasa tanggung jawab, berfikir rasional, motivasi belajar, kebiasaan memecahkan masalah secara rasional.

Budaya sekolah diharapkan memperbaiki mutu, kinerja sekolah, dan mutu kehidupan yang diharapkan memiliki ciri sehat, dinamik/aktif, positif, dan profesional. Budaya sekolah yang sehat memberikan peluang dan warga sekolah berfungsi secara optimal, bekerja secara efisien, penuh vitalitas, memiliki semangat tinggi, dan akan mampu terus berkembang.

Budaya Sekolah yang ada di SMP Negeri 26 Malang yaitu

Siswa berjabat tangan dengan guru ketika masuk halaman sekolah
Siswa putri berjabat tangan dengan guru putri, dan siswa putra berjabat tangan dengan guru putra.Karena masing-masing guru/siswa sudah berwudhu dari rumah untuk langsung mengaji Al-Qur’an sebelum dimulainya Kegiatan Bealajar Mengajar (KBM).

Imtaq

Kegiatan Imtaq dilakukan tiap hari di pagi hari oleh perwakilan siswa didampingi salah satu guru , sebelum peserta didik mendapatkan materi pembelajaran. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah :

  1. Pembacaan Asmaul Husna
  2. Pembacaan Al-Qur’an

Keputrian

Kegiatan keputrian yang dilaksanakan di SMP Negeri 26 Malang merupakan salah satu program guru PAI yang ditujukan kepada siswa muslim putri dilaksanakan tiap hari Jum’at , bersamaan ketika siswa muslim laki-laki melaksanakan sholat Jum’at.
Tujuan kegiatan keputrian di SMP Negeri 26 Malang : Menambah pengetahuan tentang keputrian , yang meliputi berbagai bidang ( Fiqih wanita, Akhlaq atau Etika cara bergaul).

Peringatan Maulid Nabi

Tujuan diadakan kegiatan Peringatan Maulid Nabi adalah  :

  • Meningkatkan rasa cinta terhadap nabi Muhammad SAW
  • Menerapkan  sepuluh pembiasaan berakhlakul karimah dan
  • Menerapkan konsep keagamaan yang lebih nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Peringatan Tahun Baru Islam

Peringatan tahun baru Islam dilaksanakan dengan harapan warga SMP Negeri 26 Malang meningkatkan kepedulian terhadap sesama dan memperbaharui keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Pada peringatan tersebut mengadakan serangkaian kegiatan yaitu

  • Ceramah Agama
  • Bakti Sosial
  • Lomba Adzan
  • Lomba Qiro’ah
  • Lomba Kaligrafi

Kegiatan Kerohanian Khusus Siswa/Siswi Beragama Nasrani

Gerakan Literasi Sekolah

Gerakan ini bertujuan menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam gerakan leiterasi sekolah atau GLS, agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Program ini tentunya selaras dengan peraturan yang telah dikeluarkan sebelumnya yaitu permendikbud nomor 23 tahun 2015 tetang penumbuhan budi pekerti. Salah satu program yang dicangkan adalah kegiatan 15 menit membaca buku non pelajaran sebelum waktu pelajaran dimulai. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar pengatahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi pekerti  beriupa kearifan lokal, nasioanl, dan global yang disampaikan sesuai tahap perkembangan peserta didik.

Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengembangkan minat dan bakat pesera didik. Sekolah perlu memfasilitasi terselenggaranya proses penumbuhkembangan minat dan bakat itu. Dengan kegiatan tersebut, seorang peserta didik akan terbiasa dengan berbagai macam kegiatan positif. Baik menyangkut kemampuan fisik mauapun mental. Ada banyak ekstrakulikuler yang bisa dikembangkan, seperti pramuka, kerohanian, olah raga, seni dan karya ilmiah.

Dengan tempaan mental dan fisik yang kontinyu dilingkungan organasi ekstra kulikulernya, kelak seorang anak akan terbiasa dengan aktivitas yang memerlukan pemikiran dan tenaga lebih. Mereka  tidak akan manja, bermalas-malasan dan anarkis. Tetapi mereka akan terbiasa aktif, kretaif dan bertanggung jawab.

Menetapkan Tata Tertib Sekolah

Tata tertib menjadi benteng pembatas antara yang boleh dan tidak boleh, antara yang baik dan tidak baik. Tidak mungkin organisasi tidak memilki tata tertib. Termasuk sekolah. Sekolah perlu membuat tata tertib yang disepakti dan dijalankan bersama. Dengan begitu, situasi disekolah akan berjalan dengan tertib dalam waktu yang lama karena program sekolah berjalan sesuai dengan aturan main.

Tidak cukup roda organisasi hanya dijalankan dengan anjuran demi anjuran. Karena sikap seseorang mudah berubah, apalagi yang menyangkut kebiasaan. Dengan adanya aturan, seseorang akan terikat. Dengan begitu, kebiasaan positif itu akan terus berkembang hingga menjadi karakter.

Membiasakan Perilaku Baik yang Bersifat Spontan

Hal ini penting, mengingat, karakter itu akan teihat pada spontanitas prilakuknya. Belumlah menjadi karakter yang sesungguhnya jika prilaku yang tampak-secara spontan-adalah perilaku yang buruk. Sopontanitas akan menjadi ukuran, bahwa seseorang itu telah memilki karakter yang baik atau belum. Perilaku ini mencakup perkataan maupun perbuatan.

Penilaiaian ini bisa dilakukan terhadap seseorang yang mengalami hal yang tidak diingankan, misalnya terjatuh, merugi, bersalah dan sebagainya, coba lihat dan dengar apa yang diperbuat dan diucpkannya. Jika positif, maka karakter telah terbentuk. Jika negative, berarti karakkter belum senuhnya tertanam.

Namun, semua itu tidak bisa berlangsung denga tiba-tiba. Perlu ada keteladanan dari semua pihak, terutama pendidik dan tenaga kependidikan yang ada. Disinilah ketauladan pendidik diperlukan. Jangan sampai ada perilaku buruk yang ditampilkan di depan peserta didik seperti merokok, berdebat dan berkelahi.